ANALISIS DALAM STRATEGI PERSAINGAN GLOBAL (ANALISIS INDUSTRI, KEUNGGULAN KOMPETITIF, PERSAINGAN GLOBAL DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF NASIONAL)
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Persaingan
bisnis yang semakin meningkat seiring dengan berlakunya sistem pasar bebas pada
era abad ke-21 ini mengakibatkan persaingan sudah sangat kompetitif dan ketat,
hal ini yang menyebabkan tiap-tiap perusahaan harus bersaing agar tetap
mempertahankan bisnisnya. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini,
perusahaan dipaksa untuk selalu siap dalam meningkatkan daya saingnya.
Strategi
bersaing yang digunakan atau diterapkan perusahaan pasti berbeda-beda, bentuk
strateginya tergantung potensi dari perusahaan tersebut untuk menjalankan
bisnisnya. Suatu persaingan bagi perusahaan dapat menjadi peluang untuk
mengembangkan usaha perusahaan tetapi juga dapat menjadi suatu ancaman bagi
perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan sering dituntut untuk dapat tanggap dan
menyesuaikan diri dengan bentuk strategi persaingan dari kompetitor. Selain itu
perusahaan juga dituntut untuk dapat membuat suatu langkah strategi bersaing
sebelum melaksanakan proses bisnisnya untuk mencapai keberhasilan di pasar.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat penulisan dengan judul:
“Analisis Dalam Strategi Persaingan
Global (Analisis Industri, Keunggulan Kompetitif, Persaingan Global dan
Keunggulan Kompetitif Nasional)”.
1.1.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan rumusan
permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana
analisis industri dalam strategi persaingan global?
2) Bagaimana keunggulan kompetitif dalam strategi
persaingan global?
3) Bagaimana persaingan global dan keunggulan
kompetitif dalam strategi persaingan global?
1.2.Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menentukan
tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk
mengetahui bagaimana analisis industri dalam strategi persaingan global
2) Untuk mengetahui bagaimana keunggulan kompetitif dalam strategi
persaingan global
4) Untuk mengetahui bagaimana persaingan global dan
keunggulan kompetitif dalam strategi persaingan global
TEORI
2.
Analisis Industri
Analisis industri
merupakan kombinasi antara ekonomi industri dan strategi. Diawali dengan adanya
tambahan atas teori organisasi industri oleh Joe S. Bain (1950-an) yang
menyatakan bahwa struktur industri tidak hanya terbatas pada ukuran besarnya
industri, tetapi juga ditentukan dengan mobilitas hambatan masuk ke dalam
industri. Selanjutnya berkembang teori struktur industri yang berdasarkan pada
premis bahwa perbedaan tingkat keuntungan perusahaan merupakan fungsi kekuatan
pasar yang didorong oleh struktur inter-industri dan intra-industri.
Porter menyatakan bahwa
kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan
dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan
situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Ruang lingkup kelima kekuatan
bersaing tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Ancaman persaingan segmen yang ketat, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika
ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif.
2)
Ancaman pendatang baru, daya tarik segmen berbeda-beda menurut
tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya.
3)
Ancaman produk substitusi, segmen
tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual atau
potensial.
4)
Ancaman peningkatan
kekuatan posisi tawar pembeli, segmen tertentu menjadi tidak menarik jika
pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power) yang kuat atau
semakin meningkat.
5)
Ancaman peningkatan kekuatan posisi
tawar pemasok, segmen tertentu
menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau
mengurangi kuantitas yang mereka pasok.
Industri jika dikelompokkan menurut
jumlah penjual adalah sebagai berikut:
1)
Monopoli murni,
hanya satu perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu diwilayah
tertentu.
2)
Oligopoli Murni, terdiri dari
beberapa perusahaan yang memproduksi komoditas yang pada dasarnya sama.
Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari beberapa perusahaan yang
memproduksi produk yang terdiferensiasi secara parsial (mobil, kamera), menurut
lini mutu, fitur, mode atau pelayanan.
3)
Persaingan Monopolistik, banyak pesaing
yang mampu mendiferensiasikan tawaran mereka secara keseluruhan atau
sebagian.
4)
Persaingan Murni, banyak pesaing
menawarkan produk dan jasa yang sama. Struktur persaingan industri tertentu
dapat berubah dari waktu ke waktu.
Hambatan masuk yang
utama menyangkut suatu perusahaan diantaranya persyaratan modal, skala
ekonomis, persyaratan hak paten dan lisensi, kelangkaan lokasi, bahan baku,
atau distributor, persyaratan reputasi. Bahkan setelah perusahaan masuk ke
industri tertentu, ia mungkin menghadapi hambatan mobilitas sewaktu ia berusaha
memasuki segmen-segmen pasar yang lebih baik. Hambatan keluar yang sering
dihadapi perusahaan, seperti tanggung jawab hukum dan moral terhadap pelanggan,
kreditor dan karyawan, pembatasan pemerintah, nilai sisa aset yang rendah
akibat terlalu terspesialisasi atau using, kekurangan peluang alternatif,
integritas vertikal yang tinggi dan hambatan yang emosional.
Setiap industri
memiliki beban biaya tertentu yang banyak membentuk tindakan strateginya.
Perusahaan merasa lebih bermanfaat untuk melakukan integritas kehulu atau
kehilir (integrasi vertikal). Produsen besar minyak bumi melakukan eksploitasi
minyak bumi, pengeboran minyak bumi, penyulingan minyak bumi, produksi bahan
kimia, dan pengoperasian jasa reparasi kendaraan. Tingkat globalisasi
perusahaan di industri global harus bersaing secara global, jika mereka
mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir teknologi.
Strategi yang
dapat digunakan dalam menganalisis industri adalah sebagai berikut:
· Strategi
Pemimpin Pasar
Kebanyakan industri
memiliki satu perusahaan yang dikenal sebagai pemimpin pasar. Perusahaan ini
memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar produk yang relevan. Keunggulan
perusahaan ini dari perusahaan lainnya, pada umumnya mencakup perubahan harga,
pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi dan intensitaas promosi.
Perusahaan pemimpin pasar ini bisa saja tidak dikagumi atau dikagumi, tetapi
yang jelas kalangan perusahaan lain mengakui dominasinya. Perusahaan ini
menjadi titik pusat orientasi para pesaing, ia merupakan perusahaan yang
ditantang, ditiru atau dijauhi.
· Strategi
Penantang Pasar
Pada dasarnya,
penyerang dapat memilih salah satu jenis perusahaan :
1) Perusahaan menyerang pemimpin pasar
Pilihan ini membawa resiko tinggi, tetapi bisa
merupakan strategi yang akan banyak menghasilkan dan memang benar-benar masuk
akal bila si pemimpin pasar bukanlah “ pemimpin yang sejati” dan ternyata tidak
memenuhi kebutuhan pasar dengan sempurna. Bidang yang harus diteliti dengan
cermat adalah kebutuhan konsumen atau ketidakpuasan mereka. Bila dalam
kenyataannya, banyak “ruangan” yang tidak atau kurang dipenuhi, maka hal ini akan
menjadi sasaran strategis yang bagus.
2) Perusahaan menyerang
perusahaan-perusahaan regional yang lebih kecil yang kurang
berhasil serta
kekurangan dana
Baik kepuasan konsumen maupun potensi pembauran
perlu diteliti dengan mendalam. Bahkan serangan frontal bisa berhasil bila
memang sumber daya perusahaan lain terbatas.
· Strategi pengikut pasar
Banyak perusahaan yang
lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Karena pengikut sering
merupakan sasaran serangan utama oleh penantang, ia harus mempertahankan biaya
produksi yang rendah, mutu produk serta pelayanan yang tinggi. Ada empat
strategi yang berbeda: Pertama pemalsu, meniru bulat-bulat produk dan kemasan
pemimpin. Kedua, pengklon, menyamai atau melebihi produk, nama, dan pengemasan
produk pemimpin. Ketiga, peniru, mencontek beberapa hal dari pemimpin, namun
masih mempertahankan diferensiasi kemasan, iklan, harga, dll. Keempat,
pengadaptasi, mengambil produk pemimpin dan mengadaptasi atau memperbaikinya.
· Strategi pengisi relung pasar
Dalam hampir setiap
industri, selalu terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang mengkhususkan diri
pada sebagian dari pasar dan menghindari bentrok dengan perusahaan- perusahaan
besar. Perusahaan-perusahaan kecil ini menempati “relung-relung” pasar yang
mereka layani dengan efektif melalui spesialisasi, dan yang cendrung diabaikan
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam ini menyandang
berbagai nama seperti: penggarap relung pasar (market nichers), spesialis
pasar, perusahaan ambang pintu (threshold firms) atau perusahaan tumpuan
(foothold firms).
2.1.Keunggulan
Kompetitif
Keunggulan
kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif. Keunggulan
kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan
strategi-strategi generik ke dalam praktik (Porter, 1985, hal 15). Keunggulan
kompetitif ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi yang
membedakan diri sebuah perusahaan dan faktor-faktor kritis untuk meraih sukses
dalam industri yang menyebabkan perusahaan tadi mempunyai prestasi yang
jauh lebih baik dari pada para pesaingnya.
a) Strategi
Generik untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif.
Michael porter telah mngembangkan suatu kerangka
kerja. Dua tipe sumber keunggulan kompetitif. Yang menunjukan bahwa kombinasi dari
dua target sumber cakupan pasar target yang dilayani. Strategik generik terdiri
dari:
· Kepemimpinan Biaya Keseluruhan
Keunggulan kepemimpinan biaya didasarkan pada prinsip
bahwa pencapaian dari keunggulan kompetitif merupakan inti
dari strategi pemasaran superrior.
· Diferensiasi
Jika Produk yang di hasil kan dari perusahaan benar-benar
unik atau anggap unik dalam pasar masal.
· Keunggulan Fokus Sempit
Diskusi mengenai kepemimpinan biaya dan deferensiasi
hanya mempertimbangkan dampak pada pasar modal. Menetapkan sasaran pelanggan
yang di tentukan secara sempit.
b) Keunggulan
Kompetitif Bagi Pemasaran Global
Sebuah kerangka kerja alternative untuk
memahami keunggulan kompetitif memfokuskan pada daya saing sebagian
suatu fungsi kecepatan perusahaan menanamkan keunggulan yang baru sampai ”mendarah
daging’’ di dalam organisasinya. Kerangka kerja ini menetapkan intensi stategik
sebagai cara untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Hamel dan Prahalad mendefinisikan inovasi bersaing sebagai ”seni membendung risiko
bersaingdalam proporsi yang dapat dikelola’’ dan mengungkapkan empat
pendekatan, yaitu:
· Lapisan Keunggulan: Sebuah perusahaan yang menghadapi resiko lebih kecil
dalam pertarungan bersaing apabila perusahaan tadi memiliki keunggulan portofolio
yang lebar.
· Batu Bata yang Longgar: Pendakatan ini merupakan pendekatan dengan mengambil
keuntungan dari yang tertinggal pada dinding pesaing yang
perhatiannya hanya terfokus pada satu titik satu segmen pasar dan geografis.
· Mengubah Peraturan Keterlibatan: Melibatkan proses pengubahan apa yang disebut sebagai
peraturan keterlibatan dan menolak ’’bermain menurut peraturan’’ yang ditetapkan
oleh para industri.
· Kolaborasi: Pendekatan dengan menggunakan pengetahuan yang dikembangkan
oleh perusahaan lain. kolaborasi ini semacam itu dapat
berbentuk pemberian lisensi, usaha patungan dan kemitraan.
2.2.Persaingan
Global dan Keunggulan Kompetitif Nasional
Konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan dari perluasan kegiatan
pemasaran global adalah tumbuhnya persaingan global. Dalam semua indusrti
persaingan merupakan masalah yang sangat kritis yang mempengaruhi sukses.
ANALISIS
3.
Contoh Kasus
Beberapa
contoh kasus dari perusahaan yang melakukan analisis dalam strategi persaingan
global adalah sebagai berikut:
· Keunggulan Kompetitif Garuda Indonesia
Diantara
maskapai penerbangan, Garuda menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di
Indonesia. bahkan Garuda merupakan maskapai domestic yang memiliki kemampuan
daya saing internasional, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Garuda Indonesia
pun memiliki keunggulan kompetitif dalam segi pengalaman infrastruktur, SDM,
dan lainnya. Namun begitu persaingan industri ini semakin hari semakin ketat,
oleh karena itu usaha pengembangan keunggulan bersaing senantiasa Garuda laksanakan
atau lakukan.
Garuda
melakukan berbagai upaya dalam rangka untuk mempertahankan dan mengembangkan
keunggulan kompetitif sumberdaya dan kapasitasnya dengan cara sebagai berikut:
a. Menerapkan TI untuk Meningkatkan Daya Saing
Seperti
yang kita ketahui bahwa karakteristik industri penerbangan salah satunya adalah
padat teknologi, selain itu industri ini pun penuh dengan tuntutan akan
inovasi. Didorong hal tersebut, maka Garuda menerapkan IT dan internet untuk
meningkatkan daya saing perusahaannya, yang mana pada akhirnya telah terbukti
menciptakan keunggulan kompetitifnya. Beberapa aplikasi IT yang telah
diterapkan dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing, seperti ERP (Enterprise Resource Planning), untuk meningkatkan kinerja dan daya
saing perusahaanm aplikasi proses pengadaan secara online (e-Procurement). IT
Service Management, penerapan e-ticketing secara
menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan juga melakukan lelang real-time
online (e-Auction).
b. Secara
Terus Menerus Berusaha Tumbuh dan Mendominasi Pasar Full Service Carrier di
Indonesia
Garuda selalu berusaha meningkatkan
posisinya sebagai maskapai penerbangan kelas premium di Indonesia, melalui
peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain, mengingat pasar domestik saat ini
sangat dikuasai oleh pesaing, Low Cost
Carrier (LCC), maka hal tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga
memperbesar market. Dalam hal ini, strategi yang diambil adalah melalui
pengembangan Pengerbangan Sub-100 Seater yang khusus menggunakan pesawat
regional jet. Dengan demikian, diharapkan kedua strategi tersebut akan semakin
meningkatkan posisi pangsa pasar serta posisi kompetitif Garuda Indonesia di
pasar domestik.
c. Meningkatkan
Potensi Perusahaan di Pasar Internasional
Untuk
terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di Asia
Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu peningkatan
Product Feature serta bergabung dengan Global Alliance Skyteam.
· Analisis
Penulis (Pendapat Penulis)
Berdasarkan penjelasan
yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis dapat memberikan pendapat
mengenai penulisan ini, yaitu sebagai berikut:
1) Dengan waktu yang terus berjalan, persaingan dalam melakukan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu perusahan
semakin banyak, hal itu pun tidak dapat dihindari dalam kegiatan bisnis. Oleh
sebab itu, dimana disini yang diperlukan adalah perusahaan harus dapat mampu
memiliki suatu keunggulan kompetitif baik nasional maupun internasional guna
untuk dapat terus bertahan dan dapat mengembangkan perusahaan dengan lebih baik
lagi.
2) Berdasarkan contoh kasus di atas
sebelumnya, Garuda Indonesia sudah memiliki suatu keunggulan kompetitif, dimana
mereka dapat menjadi maskapai penerbangan yang dapat bersaing, khususnya di wilayah
Asia Pasifik. Namun dengan persaingan yang tidak dapat dihindari, Garuda
Indonesia terus melakukan upaya guna untuk dapat bertahan sebagai maskapai
penerbangan yang diminati oleh masyarakat.
REFERENSI
Porter, M. (1985). Competitive
Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. New York: Free
Press
Komentar
Posting Komentar